Jumat, 24 Juni 2011

Perilaku bertelur penyu

Sebagian besar hidup penyu dihabiskan di laut untuk mencari makan. Penyu betina akan bermigrasi ke daerah penelurannya untuk bertelur setelah melewati musim kawin. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Bustard (1972) dikutip oleh Subiakto (2004) yang menyatakan bahwa penyu jantan biasanya melakukan perkawinan dengan beberapa ekor penyu betina. Penyu betina tersebut akan melakukan aktivitasnya tidak jauh dari pantai tempat peneluran setelah selesai melakukan perkawinan.

Penyu akan mendarat untuk bertelur pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan dari predator. Faktor pendukung lain yang membuat penyu melakukan aktivitas bertelur pada malam hari karena aktivitas yang dilakukan oleh manusia maupun hewan lain di pantai relatif lebih sedikit dibandingkan pada siang hari. Sedikitnya aktivitas tersebut dapat mengurangi resiko adanya gangguan ketika bertelur.

Salah satu indikator yang digunakan untuk penentuan lokasi peneluran adalah pasang surut air laut. Penyu akan mendarat untuk bertelur setelah pasang laut tertinggi terjadi. Hal ini bertujuan untuk menghindari sarang telur terendam oleh air laut ketika terjadi pasang. Sarang telur yang terendam oleh air laut akan membuat telur menjadi rusak.

Nuitja (1992) yang dikutip oleh Subiakto (2004) menyatakan bahwa penyu umumnya memilih daerah bertelur pada dataran yang landai dan terletak di atas bagian pantai dengan rata-rata kemiringan 30o serta di atas pasang surut antara 30 – 80 m. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan penyu di pantai Muara Tembulih. Di pantai Muara Tembulih, penyu bertelur dengan jarak tidak lebih dari 40 m dari pasang surut. Hal ini terjadi karena lebar pantai Muara Tembulih kurang lebih 40 m.

Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju memiliki anggapan bahwa pada saat bertelur, penyu mempunyai jejak yang berkelok-kelok. Jejak yang berkelok-kelok ini terjadi karena penyu membawa beban telur yang banyak sehingga lebih sering berhenti untuk beristirahat. Pada saat berhenti, penyu melihat keadaan di sekitarnya untuk mencari lokasi bertelur dan berjaga-jaga dari serangan predator. Penyu akan berputar-putar untuk mandi pasir setelah menemukan lokasi untuk bertelur. Penyu bertelur dengan arah kepala menghadap ke laut. Tindakan ini bertujuan agar penyu dapat langsung bergerak ke laut jika sewaktu-waktu ada gangguan. Jejak yang ditinggalkan penyu ketika akan kembali ke laut relatif lebih lurus. Hal ini terjadi karena berat yang diakibatkan oleh adanya telur telah berkurang sehingga dapat bergerak cepat ke laut. Gerakan cepat menuju ke laut bertujuan agar penyu dapat lebih cepat mencapai laut. Pergerakan yang relatif cepat tersebut bertujuan untuk menghindari serangan dari predator saat menuju ke laut.

Pada saat bertelur, penyu dapat membuat lebih dari satu sarang telur. Biasanya penyu membuat satu sarang telur untuk satu hari. Pembuatan sarang telur yang banyak selain karena jumlah telurnya yang relatif banyak juga karena jika satu sarang telur rusak, maka masih ada sarang yang lain sehingga resiko hilang atau rusak seluruh telur yang dikeluarkan dapat berkurang. Predator yang biasa merusak sarang alami maupun buatan di Muara Tembulih adalah semut dan kepiting. Menurut Achyar, Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, penentuan hari penyu akan bertelur setelah peneluran pertama adalah dari angka terakhir jumlah telur yang dikeluarkan oleh penyu dalam satu sarang. Sebagai contoh, jika terdapat 137 butir telur, maka perkiraan penyu akan bertelur kembali kurang lebih 7 hari dari hari peneluran pertama.

Penentuan arah lokasi penelurannya dapat diketahui dengan jejak yang ditinggalkan penyu ketika kembali ke laut. Jika jejak penyu saat kembali ke laut berada di sebelah barat dari jejak penyu ke daratan, maka arah lokasi penelurannya adalah di sebelah barat dari sarang telur yang pertama.

Untuk mengetahui telur yang baru dikeluarkan oleh penyu, dapat dilihat dari adanya pasir yang menempel pada telur. Menempelnya pasir tersebut disebabkan masih adanya lendir yang melekat pada telur. Lendir ini berfungsi sebagai pelembab kondisi dalam sarang (Subiakto, 2004). Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju melakukan pencarian telur penyu.

Tidak ada komentar: