Tahukah engkau apa
sebenarnya arti dari sebuah kesetiaan itu ? beberapa orang mungkin
tidak tahu dan menyepelakannya ? namun tahukah engkau betapa dahsyat
kekuatan dari sebuah kesetiaan ? ada kalimat yang mengatakan “lebih
baik memilih teman yang mementingkan orang lain daripada memikirkan
diri sendiri” paham maksud kalimat itu ? tentu kalian pasti paham kan.
Nah untuk kali ini saya mempunya sebuah kisah yang mungkin buat saya
cukup sedih namun tidak tahu untuk para pembaca semua ya ? jadi kisah
ini terinspirasi dari seorang pria yang menyia-nyiakan kesetiaan
istrinya.
Siang itu tanggal 28
november 2009 di sebuah perumahan yang bisa dikatakan cukup elite
tinggalah sepasang suami istri yang menikah sudah cukup lama dan bisa
disebut mereka tidak bahagia. Sebenarnya itu adalah flashback setahun
sebelumnya, kita akan kembali ke masa yang sebelumnya dimana mereka
belum saling mengenal dan menikah. Sebenarnya pernikahan itu adalah
sebuah keterpaksaan dari seorang pria bernama andri lengkapnya andri
pandoyo. Dia adalah seorang anak kelahiran bandung 12 juni 1987 dan
sekarang dia adalah seorang lulus bisnis manajamen S-2 dari universitas
terkemuka di mesir. Dia bisa berbahasa arab dan inggris dengan sangat
fasih karena dia sudah tinggal disana hampir 5 tahun lamanya. Saat dia
pulang ke tanah air dia sudah sangat matang dan sudah memiliki
panggilan kerja di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Namun sayang dia
belom menikah dan sama sekali belum pernah merasakan yang namanya
cinta, namun dia memiliki tipikal gadis idaman. Yaitu seperti orang
orang barat yang memiliki badan tinggi kulit putih wajah cantik mulus
dan badan yang ideal bak pragawati. Namun semua angan angannya sia sia
karena ibunya telah menjodohkannya dengan seorang anak dari temannya.
Bukan maksud andri untuk menerima calonnya begitu saja namun dia tidak
kuasa menolak permintaan ibunya yang begitu dia cintai, yang telah
merawat dia sendirian sejak kecil karena ditinggal mati oleh ayahnya
sejak dalam kandungan. Andri tidak pernah merasakan kasih sayang
seorang ayah bahkan dia hanya pernah melihat wajah ayahnya dari foto
dan hanya tau tentang dia dari cerita cerita ibunya kepadanya. Oleh
karena itu saat ibunya berkata dia akan dijodohkan dengan salah seorang
anak dari teman dekatnya dia hanya menurut saja dan pasrah kepada
ibunya, mungkin karena dia yakin ini adalah yang terbaik untuknya.
Akhirnya hari H itu pun
datang, hari dimana calon istri andri datang kerumah bersama ibunya.
Pertama melihat perempuan itu dia memang cantik, baby face, manis dan
putih, namun entah kenapa andri sama sekali tidak memiliki perasaan
sedikitpun kepadanya karena tertarik saja tidak. Tak lama setelah
lamaran akhirnya mereka pun resmi melangsungkan pernikahan seminggu
setelah itu atau tepatnya 25 agustus 2008. Mereka melakukan akad nikah
dengan sangat sederhana di sebuah masjid, karena itu permintaan dari
sang istri yang tidak ingin terlalu mewah. Akhirnya mereka pun resmi
menikah dan andri membawa dia tinggal bersama di sebuah rumah yang
telah ia siapkan di Jakarta karena dia bekerja di Jakarta bukan di
bandung. Malam pertama yang seharusnya menyenangkan dan dinantikan oleh
setiap pasangan itu menjadi seperti sebuah malapetaka untuk andri,
entah apa yang dia fikirkan dia melakukan hal itu bukan karena nafsu
atau cinta namun karena terpaksa. Karena dia harus melayani istrinya,
istrinya itu bernama Nibras lengkapnya Nibras Maretan. Karena dia
berasal dari keluarga keturunan arab bernama Maretan. Hari demi hari
berlalu dan tak terasa usia pernikahan mereka telah menginjak 3 bulan,
namun sedikitpun benih cinta tidak tumbuh dari andri. Hanya nibras saja
yang terus mendambakan andri untuk mencintainya, namun bukannya tumbuh
benih cinta si andri ini malah semakin menjadi jadi. Dia jarang
melayani istrinya karena dia lebih sering tidur di ruang sofa dan
jarang ke kamar untuk tidur bersamanya. Pernah suatu waktu andri pulang
dengan badan menggigil dan kedinginan karena kehujanan saat pulang
kerja, badannya panas dan kepalanya terasa sangat pusing katanya.
Nibras sang istri pun langsung melayani suaminya, dan bertanya.
“mas kedinginan ya kehujanan tadi dijalan ?”
“iya aku kehujanan namun aku tak apa apa” jawabku dengan ketus.
“saya bikinkan teh hangat ya mas biar tidak dingin ?” dia tetap dengan sabar menjawab itu.
“serah kamu saja” dengan wajah sedikit di tekuk.
“ini mas tehnya sudah
jadi, saya juga sudah memasak air untuk mas biar tidak kedinginan,
sebentar lagi matang mas” jawabnya dengan tetap tersenyum kepadaku.
“iya sebentar lagi saya mandi” dengan wajah tertekuk dan ketus.
Tiba tiba saja
Nibras memeluk kakiku sambil menangis dan berkata “ada apa dengan mas ?
kenapa saya dibeginikan mas ? apa karena saya kurang baik dalam
melayani mas selama ini ? jika memang saya minta maav mas tapi jangan
begini, kita kan bisa membicarakan ini baik baik mas” aku hanya berdiri
mematung tak bisa berkata apa pun, tiba tiba saja air mataku ikut
menetes. Aku hanya berdoa dalam hati “ya allah ada apa sebenarnya
dengan aku ini ? dia wanita yang baik dia adalah istri ku sendiri !
namun mengapa Engkau tak sedikitpun menumbuhkan benih cinta ku
kepadanya ? dari hari ke hari yang aku rasakan seperti tinggal bersama
orang asing ya allah”. Saat itu aku benar benar bingung harus berkata
apa, aku hanya berkata “bangunlah adinda kamu tidak salah apa apa, aku
hanya merasa terlalu lelah jadi seperti ini” sengaja aku memanggilnya
adinda agar dia merasa senang, karena selama ini aku hanya memanggil
dia dengan namanya saja padahal dia adalah istriku sendiri. Wajahnya
tiba tiba tersenyum kembali seperti senang sekali aku panggil adinda,
“terima kasih mas, kalau begitu mas lekas mandi setelah itu adinda akan
memijat mas di kamar” jawabnya kepadaku. “baiklah adinda” jawabku
singkat dan lekas ke kamar mandi.
Pernah suatu waktu aku
bertemu kawan lamaku seorang perempuan, dia adalah keturunan belanda.
Dia memiliki bola mata yang biru, kulit putih bersih, cantik dan badan
yang tinggi bak pragawati tentunya. Dia belum memiliki seorang suami
bahkan kekasih pun dia belum punya, pernah aku berfikir untuk
berselingkuh dengannya namun aku ingat, aku masih mempunyai seorang
istri dirumah yang senantiasa menungguku. Akhirnya aku coba untuk
membuang jauh jauh fikiran itu tapi tetap berhubungan dengannya atas
dasar kawan lama. Esoknya aku dibangunkan oleh istri ku karena harus
bekerja, nibras berkata padaku.
“mas hari ini kita disuruh datang ke acara sunatan anak dari saudara ibu mas”
“jam berapa itu ?” jawab ku.
“kita disuruh datang sekitar jam set 4’an mas” jawab nibras.
“yasudah insya allah kita nanti berangkat bersama setelah shalat ashar ya” jawab ku dan lekas berangkat ke kantor.
Setelah seharian aku
bekerja jam 2 aku pulang dan sampailah dirumah. Dirumah aku telah
disiapkan secangkir teh hangat dan beberapa lauk pauk di meja, nibras
tersenyum melihat ku yang sedari tadi sudah menunggu di meja makan dan
berkata “ayo mas makan bersama, saya sudah menunggu dari tadi” aku
hanya menjawab dengan ketus “kamu saja duluan, saya nanti saja belum
lapar” nibras dengan sabarnya dan tetap memasang wajah senyum di depan
ku berkata “yasudah mas kalau begitu saja juga nanti saja makannya
nunggu bareng mas saja”. Setelah itu aku langsung merebahkan tubuhku
dikasur karena lelah, tak lama kemudian nibras masuk kekamar ku dan
berkata “ayo mas siap siap sebentar lagi mau ashar kita jamaah dulu
setelah itu berangkat ke tempat ibu” jawabanku masih tetap ketus “iya”.
Beberapa saat setelah itu aku dan istri ku berangkat ke rumah saudara
ku yang khitanan, setelah sampai disana aku dan istri ku langsung
disambut hangat oleh sanak saudara. “wah wah ini nih pasangan suami
istri kita yang baru ya ?” kata ibu ku, “wah iya iya cocok banged, yang
satu cantik dan yang satu lagi cakep” disambung oleh saudara yang lain.
Aku hanya membatin “cocok ? apakah hanya karena aku dan dia sama sama
lulusan universitas di mesir ?”. Yang aku heran adalah begitu sabarnya
istri ku selama ini menghadapi aku, dan di sini pun dia tetap menjujung
tinggi martabat ku tidak pernah sedikitpun menjelekkanku depan mereka
semua. “ya allah mengapa begitu berat cobaan yang kau berikan padaku ?
aku telah Engkau berikan seorang pendamping hidup yang sangat sabar dan
baik namun mengapa benih cinta itu tak muncul juga ?”. Tiba tiba saja
ibu ku bertanya padaku “kalian sudah cukup lama menikah mana ini cucu
ibu ?” aku bingung mau menjawab apa, nibras menjawab “insya allah
sebentar lagi bu jika allah mengijinkan” sambil menyenggol ku agar aku
juga menjawab “ooh iya bu iya sebentar lagi jika allah mengijinkan”.
Ternyata benar tak lama
setelah acara itu istri ku di berikan kehamilan oleh Allah swt, dengan
harap anak itu dapat menumbuhkan rasa cinta ku padanya. Minggu demi
minggu pun berlalu usia kandungan nibras pun semakin tua dan telah
menginjak 6 bulan, perutnya sudah mulai membesar dan dia minta di bawa
ke rumah ibunya saja. Karena dia takut disini dia tidak terurus,
akhirnya aku pun setuju untuk mengantarnya kerumah ibunya di bandung
lumayan jauh. Sebenarnya aku cukup menyesal karena nanti aku akan
mengurus semuanya sendiri, namun tidak apa apa toh aku juga sudah
terbiasa seperti ini saat masih kuliah di mesir sana. Sebelum aku pergi
nibras berkata pada ku “mas tolong nanti kalau saya mau melahirkan dan
uang persalinannya kurang, itu tabungan saya dicairkan saja, kartunya
ada di dalam kotak perhiasan saya dan no rekeningnya adalah tanggal
pernikahan kita” aku hanya mengangguk dan pergi.
Esoknya rutinitas ku
sebagai pekerja pun tetap berjalan, saat aku akan pulang kerja tiba
tiba hujan deras dan aku kehujanan hingga tiba dirumah. Tubuhku
menggigil kedinginan dan kepalaku sangat pusing, namun aku dirumah
sendirian tidak ada nibras yang biasa merawatku jika seperti ini. Aku
hanya minum obat mandir air hangat setelah itu istirahat. Tak terasa
esok harinya aku bangun kesiangan dan lupa untuk sholad isya dan shubuh
pun telad, karena tidak ada yang membangunkan ku seperti biasanya.
Namun tubuhku sudah segar tidak seperti kemarin, aku pun berangkat
kerja seperti biasa. Saat jam istirahat aku makan siang bersama teman
sekantor ku dia bercerita tentang istrinya. Dia bertanya kepadaku :
“apakah kau sudah menikah ?”
“alhamdulilah sudah pak” jawabku, karena dia memang jauh lebih tua dari ku.
“dengan orang mana ? jawa ya ?” tanyanya lagi padaku.
“iya orang jawa namun ada marga arabnya” jawab ku.
“pasti orangnya halus dan sabar ya ?” tanyanya.
“iya pak dia sangat sabar dan halus kepadaku” jawabku.
“bersyukurlah kau bisa menikah dengan orang seperti itu” katanya.
“memang kenapa pak ?” tanyaku balik.
“aku akan bercerita tentang mantan istri ku dulu yang sudah menghancurkan hidup saya” jawabnya.
Jadi sebenarnya dia
dulu telah menikah dengan seorang bule bernama gracia collin, dia
perempuan yang cantik, putih, tinggi dan sangat pintar. Aku bertemu dia
di universitas terkemuka di Sidney, saat itu aku mengambil jurusan
bisnis manajemen dan dia adalah teknologi informatika. Aku jatuh cinta
padanya saat pandangan pertama dan ternyata cintaku tak bertepuk
sebelah tangan karena dia juga cinta padaku. Aku fikir itu adalah
sebuah awal kisah cinta yang indah namun ternyata aku salah besar
karena itu sebenarnya adalah sebuah malapetaka untuk ku. Tanpa fikir
panjang setelah aku beberapa lama pacaran dengannya aku memberanikan
diri untuk melamar dia, dan keberuntungan masih memihak kepadaku karena
orang tuanya mau menerima ku. Akhirnya setelah menikah aku membawanya
ke Indonesia, tadinya aku mau membeli rumah yang biasa saja namun dia
tidak mau dia malah meminta rumah yang megah di kawasan pondok indah
Jakarta, akhirnya mau tidak mau aku menurutinya dengan menjual asset ku
yang berada di Sidney sana. Kesengsaraan ku tidak berakhir disana dan
masih berlanjut, gaya hidup gracia sangatlah elit, dia meminta banyak
ini itu. Dia tidak mau memasak dia lebih sering mengajak ku makan
diluar, dia sering berbelanja ini itu. Dia tidak mau bekerja sama
sekali, dia tidak mau membantu bisnis ku atau melakukan apapun. Dia
hanya mau menghambur hamburkan uang dan aku lah yang bekerja keras
banting tulang siang malam untuk memenuhi keinginannya. Dia minta
pulang ke Sidney setiap 3 bulan sekali, benar benar tambah menghabiskan
uang ku. Awalnya aku terima saja dia minta itu, namun setiap pulang dia
meminta banyak sekali sesuatu dengan alasan untuk oleh oleh keluarganya
disana. Sampai akhirnya aku benar benar bangkrut karena terus terus’an
di hambur hamburkan uang ku, waktu itu orang tua ku terpaksa mengalah
menjual rumahnya yang besar dan tinggal di ruko kecil yang kumuh karena
mengerti keadaan ku sedang susah dan gracia minta pulang atau dia minta
cerai. Namun setelah pulang ke Sidney dan bertemu orang tuanya dia
malah berkata tidak mau kembali ke Indonesia dan minta cerai dengan ku
dengan alasan menikah dengan orang Indonesia tidak nyaman. Sontak emosi
ku meluap dan aku menampar gracia, dan saat itu juga aku dilaporkan ke
polisi dan dipenjara untuk beberapa waktu yang lama. Ternyata selama
ini dia mengirim surat palsu kepada keluarganya disana, surat itu
berisi tentang dia tidak pernah diberikan apapun dan selalu di perbudak
oleh ku. Aku shock dan aku sangat menyesal telah mengenal dia dan
pernah menjadi suaminya. Sekarang aku mulai membangun semuanya dari nol
lagi dan aku bersumpah akan mengembalikan semua yang dulu telah aku
jual untuk dia dari orang tuaku.
Sontak setelah mendengar
ceritanya aku kembali teringat kepada nibras, entah perasaan apa yang
muncul dalam diriku. Tiba tiba saja aku merindukannya, memikirkannya,
dan bertanya tanya bagaimana keadaannya sekarang, sedang apa dia,
bersama sapa dan dmna ?. Lekas aku menyelesaikan makan siangku dan ijin
dari kantor untuk pulang lebih awal karena akan mengurus tabungan
istriku. Langsung ku gas motor ku agar cepat sampai ke rumah. Setelah
masuk kedalam rumah langsung aku menuju ke lemari tempat istri ku
menaruh kotak emas itu. Dari dalam situ aku menemukan beberapa surat
kecil berwarna pink dan merah, aku kaget dan bertanya tanya. Surat
siapa ini ? mungkinkah selingkuhannya ? atau kah mungkin ini adalah
surat dari mantannya ? atau siapa ? dengan berat hati dan perasaan
bertanya tanya aku coba membuka surat itu dan ternyata isinya adalah
seperti ini :
“ya allah hari ini
hambamu mencoba berserah diri kepadamu atas segala yang terjadi pada ku
hari ini dan yang lalu, apa salah ku terhadap suami ku ya allah ?
mengapa dia begitu ketus terhadapku ? apa karena aku kurang baik dalam
melayaninya ? apa aku kurang mampu untuk menjadi yang terbaik kepadanya
? ya allah tolong berikan hambamu ini kesabaran yang jauh lebih kuat
daripada saat ini agar aku senantiasa dapat tersenyum kepadanya”
Aku coba buka lagi suratnya yang lain.
“ya allah hari ini aku
kembali mengetuk pintu-Mu lagi untuk berserah diri, hamba mu ini
hanyalah mahkluk kecil yang penuh dosa dan noda, yang masih perlu
kesabaran lebih untuk mengerti segala kemauan suami ku”
Surat yang lainnya pun aku buka lagi.
“ya allah ini ketiga
kalinya aku berdoa untuk-Mu dan mengetuk pintu mu lagi, hari ini aku
benar benar merasa kecewa kepada suami ku ya allah, namun aku coba
tetap tersenyum kepadanya dan hanya memohon kepada-Mu diberikan
ketabahan yang lebih dari pada ini, aku bahagia menjadi istrinya dan
aku akan mencoba untuk selalu mengabdi kepadanya ya allah”
Saat aku membaca surat yang keempat air mataku sudah mengalir begitu deras, entah mengapa air mata ini terus menetes.
“ya allah hari ini
hambamu akan pergi kerumah ibu ku karena disini hambamu ditelantarkan
oleh suami ku, jangan hukum dia ya allah mungkin karena dia terlalu
lelah untuk mengurus ku maka aku saja yang mengalah pergi dari rumah
untuk bertemu ibu ku, ya allah hamba mohon jangan berikan dia balasan
atas semua yang telah dia lakukan kepadaku, hanya kepada-Mu lah aku
bersujud dan berserah diri ya allah, amiend”
Saat itu juga aku
menangis dan benar benar menyesal atas apa yang telah aku lakukan
kepadanya, aku langsung mengambil kunci motor dan melesat menuju rumah
ibu nibras untuk menjemputnya. Tak beberapa lama akhirnya aku sampai di
sebuah rumah di bandung langsung ku ketuk pintunya. “tok tok tok…
permisi, assalamualaikum” , tak lama keluarlah ibu nibras dengan wajah
pucat dan bingung. Tanpa basa basi aku bertanya “bu nibrasnya ada ? ini
saya sudah mencairkan tabungannya”, tiba tiba saja ibunya menangis dan
berkata padaku. Maafkan ibu nak maaf ya, baru saja beberapa jam yang
lalu nibras di bawa ke rumah sakid dan ibu dikabarkan bahwa dia
meninggal dunia dan bayinya tak selamat. Karena dia pendarahan saat
terjatuh di kamar mandi saat dia akan mengambil air wudhu untuk sholad
ashar. “maafkan dia ya nak karena belum sempat membahagiakan mu, dia
bercerita kepada ibu katanya dia tidak bisa memberikan yang terbaik
untuk mu, maafkan ya nak” sambil menangis dan menepuk pundak ku. Saat
itu juga air mataku meledak dan semakin menjadi jadi. “ya allah aku
belum sempat untuk menebus segala kesalahan ku ya allah” doa ku dalam
hati. Dan sesaat itu juga semua menjadi gelap gulita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar