Senin, 04 Oktober 2010

Dilema akut

Masa depan cerah didepan mata ketika kaki ini menginjakkan tanah jawa.
adaptasi dengan pekerjaan juga tergolong mudah. tapi adaptasi lingkungan dan masyarakat yang sangat keras membuat badan ini terbelenggu. Dimana lingkungan yang menjadi contoh buruk dan terlalu keras untuk menempa pribadi. Lingkungan yang selalu mementingkan urusan sendiri, lingkungan yg ga mau rugi, lingkungan yang berkata munafik ketika dihadapan kita, dan berkata jujur dan bahkan tercela bila ada dibelakng kita. Seperti inikah moral bangsa kita yang katanya berasal dari kota yang penuh dengan peradaban?
mudah2an tidak, dan mudah2an ini hanya perasaan dan penilaiaan sesaat dari jiwa kerdil yang berasal dari desa.

Pulau Andalas. Masa depan belum jelas ketika aku meninggalkannya.
tapi disana terdapat berjuta kenangan dan ketenangan jiwa. Lingkungan yang tidak membuat sifat ini berubah..
sifat kekanakan dan solidaritas.
lingkungan yang tidak mementingkan amarah ketika terjadi perbedaan, lingkungan yang penuh rasa memiliki antar sesama dan lingkungan penuh canda tawa tanpa melukai perasaan yang lain.

Ketika prinsip ini harus memilih tentu aku akan memilih kota asalku, namun ketika kebutuhan hidup ini sudah menjerit, mau tidak mau harus memilih tempat yang menjamin hari tua.
sungguh ironi ketika aku harus tetap mempertahankan pilihan tanpa disertai alasan yang jelas.
untuk saat ini agaknya aku harus berjalan mengikuti arus yg sudah ada, dengan sesekali mencari solusi yang tebaik untuk masa depan dan pribdi yang yang baik.

Tidak ada komentar: