Selasa, 26 Maret 2019

Misteri Patung Kamasutra





Ratusan Tahun yang lalu, pada Masa Kerajaan Singosari, Suma Mahendra bertapa selama 30 tahun di gunung bromo dengan tujuan mencari kesaktian untuk membunuh  Ken Arok. Suma Mahendra berniat untuk menuntut balas atas kematian pamannya yang tewas di tangan Ken Arok.
Namun setelah pertapaan selesai Ken Arok telah meninggal. Menurut para dewa, Suma Mahendra tidak akan mendapatkan seluruh kesaktian dari Kitab Jagat Pusaka Dewa.
Dia akan mendapatkan keseluruhan kesaktian melalui tangan orang lain. Suma mahendra akan menitis
pada manusia lain, dan dengan tubuh itulah dia akan mendapatkan kesaktian dari kitab tersebut.
Ratusan tahun kemudian, Suma Mahendra menitis pada bayi yang bernama Cakra Mentari. Utusan yang
kelak akan memberikan kitab jagat pusaka Dewa, berpesan pada Ayah cakra mentari untuk memberikan
kitab tersebut setelah cakra telah berusia 20 tahun.
Namun rencana tersebut menjadi berantakan ketika Insan Tanpa wajah menukar kitab tersebut dengan Kitab Jagat Pusaka alam gaib. Kitab yang kelak akan menebar malapetaka dimana mana.
Cakra mentari yang pada akhirnya dibawah kendali Insan tanpa wajah akibat salah membaca Kitab, kini
menjadi pendekar penebar malapetaka.


Sebelum insan tanpa wajah berhasil menguasai Cakra mentari,  terjadi kejadian menggemparkan di Gurun Thar, India. Patung kamasutra yang berada di bawah pengawasan Resi Ketua Khandwa Abitar dan Resi Kepala Mirpur Patel mendadak Hilang. Merasa bersalah dengan kejadian tersebut, Resi Kepala Mirpur Patel akhirnya bunuh diri dihadapan Resi Ketua Khandwa Abitar.

20 Tahun Setelah kelahiran cakra, Sumenep dan wilayah disekitarnya dibuat geger.
Banyak para Wanita menjadi korban Perkosaan dan pembunuhan. Bahkan Liris merah yang merupakan saudara Lilis biru juga menjadi korbannya. Wiro sableng yang hendak menolong Raden ayu ambar sari,  "cucu Pangeran tua Wirapala" dari perkosaan malah mendapat kesialan. Akibat Fitnah yang dibuat oleh Cakra, Wiro harus disekapdan di tahan  di ruang Rahasia di Kotaraja. Wiro yang mendapat Fitnah telah memperkosa dan membunuh Raden Ayu Ambar sari, dan akan dihikum gantung oleh kerajaan.

Wiro yang akan dihukum gantung, berhasil ditolong oleh Kembaran ketiga Eyang Sepuh Kembar Tilu, tapi tidak berhasil memusnahkan totokan yang dilakukan oleh cakra. Cakra yang memiliki kesaktian dan kelicikan yang laur bisa,berhasil mengecoh Wiro sableng dengan berpura2 membantu melepaskan totokannya tersebut. Akibatnya, wiro seperti keluar dari mulut buaya tapi masuk ke mulut harimau. Totokan memang buyar, tapi Wiro gantian terkena racun yang mengancam masa depanya. Ki Tambak Pati dan Setan Ngompol secara tidak sengaja menemukan Wiro yang dalam keadaan terkena racun. Sekali lagi disini Cakra bermain dengan kelicikannya, dengan berpura2 menolong mereka saat
diserang orang2 dari Keraton Kali Ningrat. Dia memancing Lilis Biru untuk pergi ke Kuto Gede.

Wiro yang sedang terluka, berhasil diobati oleh teman2nya dengan bantuan Kitab 1000 pengobatan. namun untuk mengobati kejantanannya belum ditemukan cara mengobatinya. Yang menjadi kesedihan terdalam dalam kisah ini adalah tewasnya Luh Kentut oleh serbuan teman2 Wiro sableng saat terjadi proses penyembuhan Wiro.Dalam terpukulnya Wiro akibat blm sembuhnya kejantanannya ditambah  tewas Luh kentut, Wiro memutuskan untuk bertemu Dengan Eyang Sinto Gendeng Di Gunung Gede dan akan menghabiskan Masa Hidupnya sebagai seorang pertapa.
Liris biru yang menuntut balas akan kematian kakaknya,Liris Merah, pun akhirnya tewas di tangan Cakra.
Berkat bantuan Deewana Khan yang memberikan Kitab Jagat pusaka dewa pada melalui Purnama, Wiro akhirnya berhasil mendapatkan petunjuk cara mengalahkan Cakra mentari. pada petunjuknya, Cakra baru bisa dikalahkan jika pelindung gaibnya berhasil dibuka. Perlindungan Gaib Cakra mentari sirna setelah insan tanpa wajah berhasil dikalahkan oleh Resi Ketua Khandwa Abitar. Resi Ketua Khandwa Abitar juga meminjamkan jurus kepada Wiro sableng untuk mengalahkan Cakra Mentari.

Kisah ini lumayan panjang. Terdiri dari 6 judul,
Petaka Patung Kamasutra, Misteri Bunga Noda, Insan Tanpa wajah, Sang pemikat, Topan di Gurun Tengger,dan Nyawa Titipan. Sebenernya waktu membaca sempet merasa bosan juga karena terlalu panjang mengulas sosok Cakra Mentari. tapi mungkin inilah Bastian Tito, meskipun agak turun ritmenya, tetep bikin penasaran untuk membaca sampai akhir ceritanya.

Yang patut menjadi diskusi di kisah ini adalah,
Siapakah dewi Pemikat?
Siapakah Insan Tanpa Wajah?
Kenapa Resi Kepala Mirpur Patel memilih Cakra mentari sebagai korban yang kebetulan titisan Suma Mahendra?
Apakah Kejantanan Wiro sableng berhasil disembuhkan?







Tidak ada komentar: