Selasa, 28 Juni 2011

arti sebuah cinta

Tahukah anda arti cinta sejati yang sesungguhnya? sebenarnya itu adalah kehampaan. Kalaupun itu hanyalah sebuah kumpulan kata-kata tanpa makna. Inilah sebuah kalimat bijak tentang seorang yang telah dikhianati olehnya.

Walau begitu cinta bersifat relatif, seperti halnya sebuah sungai yang mengalir. Mencari lautan sebagai pelabuhan terakhir.

Dan sesungguhnya…

Cara terbaik dalam memaknai arti cinta adalah dengan memberi. Cinta tidak datang karena manusia saling menerima. Itu ada karena manusia pertama-tama saling memberi, dan akhirnya terbentuklah kata cinta.


disadur dari http://blogbintang.com/tag/arti-sebuah-cinta

Kalimat motivasi

Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.

Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.

Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.

Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.

Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.

Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?

Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.

Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.

Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.

Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.

Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.

Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.

Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.

Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.



disadur dari http://www.motivasi-islami.com/kata-mutiara-2/

Jumat, 24 Juni 2011

Peryataan

Happy birtday to youuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



Maaf ya, postingan ini saya hapus, bukan berniat untuk jahat, tapi untuk menghindari tersakitinya seseorang.
terimakasih.

Riwayat Hidup Bambang Erwanto

Bambang erwanto yang telah menyelesaikan penelitian dengan judul Penangkaran penyu di Muara tembulih Lampugn barat Termasuk salah satu Pria kelahiran lampung dengan Latar Belakang Budaya Jawa.

aku dilahirkan di desa Sidorejo pada tanggal 5 Maret 1985, sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Suwondo dan Ibu Sutini.

aku menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Sidorejo pada tanggal 5 Januari 1998: sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTP N 2 Labuhan Maringgai, (sekarang berganti nama menjadi SLTP Negeri 1 Bandar Sribhawono) pada tanggal 25 Juni 2001; sekolah menengah umum di SMA N 1 Bandar Lampung pada tanggal 14 Juni 2004. Pada tahun 2004, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian melalui jalur PKAB. Selama menjadi siswa SMA, penulis aktif sebagai anggota hingga menjadi asisten pelatih pencak silat Merpati Putih.

Selama masa perkuliahan, aku aktif di Himpunan Mahasiswa Manajemen Hutan (Himasylva) Fakultas Pertanian sebagai anggota pengurus Bidang Kewirausahaan. Pada tahun 2005  juga menjadi anggota bidang II UKMF FOSI FP Unila. Pada tahun tersebut, juga tergabung dalam Lembaga Profesi dan Ketrampilan Bina Nusa dan mendapat sertifikat kelulusan sebagai Teknisi Komputer pada tanggal 5 Juni 2005. Pada tahun 2007  melaksanakan Praktik Umum di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Penangkaran dan Peralatannya

Perlengkapan yang terdapat di penangkaran ini adalah:
1) Tempat pemeliharaan tukik sebanyak 2 buah.
Bangunan ini berukuran 6 m x 5 m dan 5 m x 4 m. fungsi dari bangunan ini sebagai tempat untuk memelihara tukik. bak penampungan atau fiber terletak di dalam bangunan ini.
2) Bak pemeliharaan/fiber sebanyak 3 buah.
Bak ini berukuran 1,6 m x 2 m. Bak ini berfungsi sebagai media untuk beradaptasi dengan laut.
3) Pos jaga sebanyak 1 buah.
Pos jaga ini berukuran 3 m x 4 m. pos ini berfungsi sebagai tempat berkumpul sebelum melakukan pencarian telur penyu dan untuk menjaga telur yang ada di tempat penetasan, serta untuk menjaga tukik yang berada di tempat pemeliharaan.
4) Tempat penetasan telur sebanyak 2 buah.
Tempat penetasan ini berukuran 4 m x 4 m x 2 m. Tempat ini berfungsi sebagai sarang buatan untuk menetaskan telur. Dari dua tempat penetasan ini, hanya satu yang digunakan. Satu tempat tidak digunakan karena rusak dan ketinggian ukuran bangunan tidak sesuai dengan ukuran baku dari Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat yaitu 4 m x 4 m x 2 m. Lokasi sarang buatan ini berjarak ± 32 m dari pasang terendah air laut dan berjarak ± 15 m dari pasang tertinggi air laut.

Pengelolaan Penangkaran

Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju bekerja di bawah pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat. Berdasarkan status tersebut, segala kegiatan pengelolaan kelompok penangkaran penyu harus dilaporkan melalui berita acara ke Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat.
Laporan tersebut meliputi:
1) Laporan perkembangan kegiatan penangkaran penyu dan tukik
Laporan ini berisi jumlah telur yang ditanam dan yang menetas. Laporan ini menjelaskan tentang jumlah telur penyu yang ditetaskan dan jumlah telur yang menetas.
2) Berita acara penetasan telur penyu
Laporan ini berisi informasi tentang jenis penyu yang telurnya menetas dan jumlah telur penyu yang menetas.
3) Berita acara kematian tukik
Laporan ini berisi tentang informasi jumlah dan jenis tukik yang mati
4) Berita acara pelepasan tukik
Laporan ini berisi tentang jumlah dan jenis tukik yang dilepaskan kembali ke laut.
5) Berita acara serah terima telur penyu
Laporan ini berisi tentang keterangan serah terima telur penyu dari masyarakat kepada Penangkaran Penyu Sukamaju.

Laporan tersebut dibuat bertujuan untuk mengontrol kegiatan dan indikator keberhasilan Penangkaran Penyu Sukamaju. Menurut Achyar (wawancara, 2008), indikator keberhasilan penangkaran penyu adalah adanya kegiatan penanaman/pemendaman telur penyu tiap bulan dan telur yang dipendam memiliki keberhasilan menetas sebanyak 75%.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan menetas dapat digunakan rumus (Nuitja,1992). Rumus yang digunakan untuk mengukur keberhasilan menetas tersebut adalah hatching success (tingkat keberhasilan menetas). Hatching success (tingkat keberhasilan menetas) yaitu persentase dari hasil bagi jumlah telur menetas dengan hasil pertambahan jumlah telur yang menetas dan jumlah telur yang gagal menetas.
Rumus dari hatching success (tingkat keberhasilan menetas) adalah:


Keterangan:
HSs : tingkat keberhasilan menetas
JS : jumlah telur yang menetas
TM : jumlah telur yang gagal menetas

Pada periode tahun 2006 sampai pada 2007 telur yang berhasil menetas sebanyak 1177 butir dan yang gagal menetas sebanyak 823 butir. Dengan menggunakan rumus tersebut dapat diketahui bahwa tingkat keberhasilan menetas adalah sebesar 58,85 %. Rendahnya keberhasilan tersebut dikarenakan adanya akar daun pandan laut yang menutupi telur sehingga telur membusuk.

Pencarian telur penyu oleh Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju dilakukan berdasarkan musim penyu bertelur dan informasi dari masyarakat. Menurut Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, penyu memiliki intensitas bertelur yang relatif tinggi pada bulan Februari, Mei sampai Agustus, dan Desember. Untuk mengurangi adanya telur penyu yang diambil oleh masyarakat, pada bulan-bulan tersebut kelompok ini melakukan pencarian telur penyu lebih intensif.

Jumlah petugas pada saat pencarian telur kurang lebih tiga orang. Jumlah tersebut bertujuan untuk menjaga kepercayaan anggota lain kelompok ini jika menemukan telur penyu. Pelaporan palsu mengenai jumlah telur penyu yang ditemukan dapat diminimalisir dengan adanya pengawasan antar penjaga.

Predator yang terdapat di areal Penangkaran Penyu Sukamaju adalah anjing (Canis lupus), kepiting (Uca sp), dan semut (Polyergus rufescens). Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju membuat tempat penetasan telur yang diberi pagar bambu dengan ukuran 4 m x 4 m x 2 m, untuk melindungi telur penyu dari gangguan predator.

Menurut Limpus (1984) dalam Darmawan (2000) dikutip oleh Subiakto (2004) terdapat stadium-stadium tertentu yang mempengaruhi keberhasilan penetasan telur penyu, yaitu:

1) Stadium I.
Waktu antara 0 sampai 2 jam setelah telur diletakkan oleh induk. Selama waktu tersebut keadaan substansi isi telur tidak mengalami banyak perubahan. Dalam keadaan demikian, telur masih tahan terhadap terjadinya perubahan letak/posisi telur, misalnya diangkat atau dipindahkan.

2) Stadium II.
Waktu setelah 2 jam telur diletakkan oleh induk sampai dengan berumur 600 jam (25 hari). Pada stadium ini telur sangat peka terhadap pengaruh faktor luar (fisik dan cuaca). Embrio akan mengalami kematian bila telur mendapat gangguan berupa goncangan akibat proses pemindahan telur.
3) Stadium III.
Waktu setelah berumur 600 jam (25 hari). Pada stadium ini telur telah menunjukkan adanya perkembangan embrio yang sempurna. Telur lebih tahan terhadap adanya perubahan letak/posisi telur, bahkan telur tersebut dimungkinkan untuk diangkut jarak jauh sampai puluhan jam.

Menurut Achyar, Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, (wawancara, 2008), waktu inkubasi telur untuk masing-masing spesies penyu berbeda-beda. Waktu inkubasi telur penyu tersebut adalah:
1) penyu lekang ± 50 hari,
2) penyu belimbing ± 70 hari, dan
3) penyu hijau ± 58 hari.

Tukik yang baru menetas langsung ditempatkan di bak penampungan atau fiber. Pada saat ini, bak penampungan tidak diisi dengan air laut karena tukik masih memiliki tali pusar. Penyu akan sakit jika tali pusarnya terkena air laut. Satelah tali pusarnya putus, fiber akan diisi dengan air laut. Ketinggian air dalam kolam ini ± 3 cm. Ketinggian tersebut berfungsi supaya tukik dapat beristirahat dan mengambil nafas. Kolam penampungan ini berukuran 1,6 m x 2 m 0,6 m. Jumlah tukik dalam satu kolam penampungan ini maksimal 35 ekor. Hal ini dilakukan agar tukik dapat bergerak bebas dalam kolam.

Tukik yang berada di kolam penampungan diberi makanan sebanyak 3 kali sehari. Makanan yang diberikan pada tukik adalah pellet. Terlalu sering atau kekurangan makan akan berdampak buruk bagi tukik. pemberian makan yang kurang akan menyebabkan tukik kelaparan dan bisa berdampak pada kematian tukik. Pemberian makan yang terlalu banyak akan membuat air dalam kolam penampungan cepat kotor dan akan mengganggu kesehatan tukik. Penyakit yang sering muncul akibat air yang kotor adalah adanya jamur di bagian tubuh tukik. Cara perawatan tukik yang terkena penyakit tersebut adalah dengan membersihkan bagian yang terkena jamur dengan menggunakan kapas. Untuk menjaga agar air tetap bersih, Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju mengganti air kolam penampungan pada hari Kamis dan Minggu.

Tukik yang telah berumur empat bulan atau lebih dapat di lepaskan kembali ke laut. Pelepasan pada usia tersebut karena tukik telah dianggap mampu untuk bertahan hidup di laut. Pelepasan tukik dilakukan jika telah ada orang atau suatu instansi yang mau melepaskan tukik ke laut. Biaya pelepasan untuk satu ekor tukik adalah Rp 25.000. Dana tersebut nantinya akan digunakan sebagai kompensasi untuk anggota kelompok. Selain dari biaya pelepasan, Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju juga mendapat dana dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya perawatan telur, tukik, bangunan dan biaya-biaya keperluan lain yang ada di penangkaran tersebut. Menurut ketua Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, anggaran yang diberikan oleh oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat sebesar Rp 900.000 per bulan. Pemberian anggaran tersebut sering mengalami keterlambatan sehingga berdampak pada kegiatan pengelolaan terutama pada pemeliharaan tukik. Pemeliharaan tukik seperti pemberian makan yang kurang baik akan berdampak pada kematian tukik.

Perilaku bertelur penyu

Sebagian besar hidup penyu dihabiskan di laut untuk mencari makan. Penyu betina akan bermigrasi ke daerah penelurannya untuk bertelur setelah melewati musim kawin. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Bustard (1972) dikutip oleh Subiakto (2004) yang menyatakan bahwa penyu jantan biasanya melakukan perkawinan dengan beberapa ekor penyu betina. Penyu betina tersebut akan melakukan aktivitasnya tidak jauh dari pantai tempat peneluran setelah selesai melakukan perkawinan.

Penyu akan mendarat untuk bertelur pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan dari predator. Faktor pendukung lain yang membuat penyu melakukan aktivitas bertelur pada malam hari karena aktivitas yang dilakukan oleh manusia maupun hewan lain di pantai relatif lebih sedikit dibandingkan pada siang hari. Sedikitnya aktivitas tersebut dapat mengurangi resiko adanya gangguan ketika bertelur.

Salah satu indikator yang digunakan untuk penentuan lokasi peneluran adalah pasang surut air laut. Penyu akan mendarat untuk bertelur setelah pasang laut tertinggi terjadi. Hal ini bertujuan untuk menghindari sarang telur terendam oleh air laut ketika terjadi pasang. Sarang telur yang terendam oleh air laut akan membuat telur menjadi rusak.

Nuitja (1992) yang dikutip oleh Subiakto (2004) menyatakan bahwa penyu umumnya memilih daerah bertelur pada dataran yang landai dan terletak di atas bagian pantai dengan rata-rata kemiringan 30o serta di atas pasang surut antara 30 – 80 m. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan penyu di pantai Muara Tembulih. Di pantai Muara Tembulih, penyu bertelur dengan jarak tidak lebih dari 40 m dari pasang surut. Hal ini terjadi karena lebar pantai Muara Tembulih kurang lebih 40 m.

Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju memiliki anggapan bahwa pada saat bertelur, penyu mempunyai jejak yang berkelok-kelok. Jejak yang berkelok-kelok ini terjadi karena penyu membawa beban telur yang banyak sehingga lebih sering berhenti untuk beristirahat. Pada saat berhenti, penyu melihat keadaan di sekitarnya untuk mencari lokasi bertelur dan berjaga-jaga dari serangan predator. Penyu akan berputar-putar untuk mandi pasir setelah menemukan lokasi untuk bertelur. Penyu bertelur dengan arah kepala menghadap ke laut. Tindakan ini bertujuan agar penyu dapat langsung bergerak ke laut jika sewaktu-waktu ada gangguan. Jejak yang ditinggalkan penyu ketika akan kembali ke laut relatif lebih lurus. Hal ini terjadi karena berat yang diakibatkan oleh adanya telur telah berkurang sehingga dapat bergerak cepat ke laut. Gerakan cepat menuju ke laut bertujuan agar penyu dapat lebih cepat mencapai laut. Pergerakan yang relatif cepat tersebut bertujuan untuk menghindari serangan dari predator saat menuju ke laut.

Pada saat bertelur, penyu dapat membuat lebih dari satu sarang telur. Biasanya penyu membuat satu sarang telur untuk satu hari. Pembuatan sarang telur yang banyak selain karena jumlah telurnya yang relatif banyak juga karena jika satu sarang telur rusak, maka masih ada sarang yang lain sehingga resiko hilang atau rusak seluruh telur yang dikeluarkan dapat berkurang. Predator yang biasa merusak sarang alami maupun buatan di Muara Tembulih adalah semut dan kepiting. Menurut Achyar, Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, penentuan hari penyu akan bertelur setelah peneluran pertama adalah dari angka terakhir jumlah telur yang dikeluarkan oleh penyu dalam satu sarang. Sebagai contoh, jika terdapat 137 butir telur, maka perkiraan penyu akan bertelur kembali kurang lebih 7 hari dari hari peneluran pertama.

Penentuan arah lokasi penelurannya dapat diketahui dengan jejak yang ditinggalkan penyu ketika kembali ke laut. Jika jejak penyu saat kembali ke laut berada di sebelah barat dari jejak penyu ke daratan, maka arah lokasi penelurannya adalah di sebelah barat dari sarang telur yang pertama.

Untuk mengetahui telur yang baru dikeluarkan oleh penyu, dapat dilihat dari adanya pasir yang menempel pada telur. Menempelnya pasir tersebut disebabkan masih adanya lendir yang melekat pada telur. Lendir ini berfungsi sebagai pelembab kondisi dalam sarang (Subiakto, 2004). Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju melakukan pencarian telur penyu.

Gambaran Umum penangkaran Penyu Sukamaju Lampung Barat

1. Gambaran Umum
Penangkaran Penyu Sukamaju terletak di Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Lampung Barat. Pekon Muara Tembulih memiliki luas ± 1211 ha, pada tahun 2007 jumlah penduduknya adalah 712 jiwa. Penduduk Pekon Muara Tembulih sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani dan ada sebagian kecil sebagai nelayan (Kecamatan Ngambur Dalam Angka 2007).
Batas-batas pekon Muara Tembulih
Barat : Samudera Hindia
Timur : Pekon Mon
Utara : Pekon Negeri Ratu
Selatan : Pekon Sukanegara

Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju terbentuk pada tanggal 15 Mei 2006. Kelompok ini baru terdaftar sebagai kelompok penangkaran penyu di Dinas Kelautan


dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat melalui Keputusan No. 523/379/IV.04-Pss/2006. Keputusan tersebut terbit pada tanggal 28 September 2006. Kelompok
Penangkaran Penyu Sukamaju berlokasi di jalan lintas Barat Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat

Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju terbentuk berdasarkan rasa kepedulian beberapa masyarakat Pekon Muara Tembulih terhadap penyu. Kepedulian tersebut timbul ketika sering terjadinya pengambilan telur penyu dan pembunuhan penyu. Pada tahun 2007, kelompok ini mendapatkan penghargaan kalpataru dari Gubernur Lampung dengan kategori penyelamat lingkungan.

Pengurus Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju.
Ketua : Achyar
Wakil Ketua : Zabur
Sekretaris : Zubairi
Bendahara : Arzan
Anggota : Aminudin
Siddik
Wardana
Rodi
Keamanan : Alman Zari


Vegetasi yang terdapat di areal penangkaran ini meliputi:
1) pandan laut (Pandanus tectorius)
2) ketapang (Terminalia catapa)
3) alang-alang (Imperata cylindrica)
4) kelapa (Cocos nucifera)
5) rumput teki (Cyperus rotundus)

2. Perilaku Bertelur Penyu
Penyu memiliki bertelur pada waktu-waktu tertentu, seperti:
1) Malam hari
2) Pada saat pasang tertinggi

Lokasi sarang telur penyu memiliki karakteristik seperti:
1) Tempat yang sepi
2) Tempat yang gelap
3) Tempat yang berpasir
4) Tidak terendam oleh air laut

Jenis jenis Penyu

Jenis-Jenis Penyu


Jenis-jenis penyu yang ada di dunia adalah:


1. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)

Penyu belimbing telah bertahan hidup selama lebih dari ratusan juta tahun, kini spesies ini menghadapi kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah spesies ini menurun dengan cepat, khususnya di kawasan pasifik, hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal tersebut, pada tanggal 28 Agustus 2006 tiga Negara yaitu Indonesia, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui MoU Tri National Partnership Agreement (WWF, 2008).






Gambar 1. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) (IUCN, tanpa tahun).

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu belimbing:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Dermochelyidae
Genus : Dermochelys
Spesies : Dermochelys coriacea
Nama lokal : Penyu belimbing

Penyu belimbing memiliki karapas berwarna gelap dengan bintik putih. Ukuran penyu belimbing dapat mencapai 180 cm dan berat mencapai 500 kg. Penyu belimbing dapat ditemukan dari perairan tropis hingga ke lautan kawasan sub kutub dan biasa bertelur di pantai-pantai di kawasan tropis. Spesies ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di lautan terbuka dan hanya muncul ke daratan pada saat bertelur. Penyu belimbing betina dapat bertelur empat sampai lima kali per musim, setiap kali sebanyak 60 sampai 129 telur. Penyu belimbing bertelur setiap dua atau tiga tahun dengan masa inkubasi sekitar 60 hari (WWF, 2008).

2. Penyu Hijau (Chelonia mydas)

Penyu hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai penyu hijau bukan karena sisiknya berwarna hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging.
Penyu hijau dewasa hidup di hamparan padang rumput dan ganggang. Berat penyu hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu hijau di Barat Daya kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anak-anak penyu hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu hijau yang berada di sekitar Teluk California hanya memakan alga merah. Penyu hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut (ikan mania, 2004)






Gambar 2. Penyu hijau (Chelonia mydas) (IUCN, tanpa tahun).
Pada tahun 1971, Hirth mengklasifikasikan penyu hijau sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Sub Kelas : Anapsida
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Chelonia
Spesies : Chelonia mydas
Nama lokal : Penyu hijau

3. Penyu Pipih (Natator depressus)

Penyu pipih dalam bahasa Inggris bernama flatback turtle. Pemberian nama flatback turtle karena sisik marginal sangat rata (flat) dan sedikit melengkung di sisi luarnya. Di awal abad 20, spesies ini sempat agak ramai diperdebatkan oleh para ahli. Sebagian orang memasukkannya ke dalam genus Chelonia, namun setelah diteliti dengan seksama para ahli sepakat memasukkannya ke dalam genus Natator, satu-satunya yang tersisa hingga saat ini. Jenis ini karnivora sekaligus herbivora. Mereka memakan timun laut, ubur-ubur, kerang-kerangan, udang, dan invertebrata lainnya
(Wikipedia, 2007).








Gambar 3. Penyu pipih (Natator depressus) (IUCN, tanpa tahun).

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu pipih adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Cheloniidae (Oppel, 1811)
Genus : Natator
Spesies : Natator depressus
Nama lokal : Penyu pipih

4. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)

Dalam bahasa Inggris, penyu ini dikenal dengan nama olive ridley turtle. Penampilan penyu lekang ini adalah serupa dengan penyu hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan bersudut. Tubuhnya berwarna hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil di antara semua jenis penyu yang ada saat ini. Seperti halnya penyu tempayan, penyu lekang juga karnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis (Wikipedia, 2007).






Gambar 4. Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) (IUCN, tanpa tahun).

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu lekang adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Cheloniidae (Oppel, 1811)
Genus : Lepidochelys
Spesies : Lepidochelys olivacea
Nama lokal : Penyu lekang
5. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate)

Penyu sisik atau dikenal sebagai hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang) banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur. Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi (Wikipedia, 2007).







Gambar 5. Penyu sisik (Eretmochelys imbricate) (IUCN, tanpa tahun).
Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu sisik adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Cheloniidae (Oppel, 1811)
Genus : Eretmochelys
Spesies : Eretmochelys imbricata
Nama lokal : Penyu sisik

6. Penyu Tempayan (Caretta caretta)

Penyu ini dalam bahasa Inggris bernama loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali penyu tempayan. Disamping itu, terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan (prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Penyu tempayan termasuk jenis karnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan kulit kerang (Wikipedia, 2007).

Penyu tempayan dapat dijumpai hampir di semua lautan di dunia. Hewan ini memiliki panjang 70 cm -210 cm dengan berat 135 kg – 400 kg. Penyu tempayan memiliki kebiasaan akan kembali ke pantai tempat asal ia menetas untuk bertelur. Penyu tempayan mulai bertelur setelah berumur 20 – 30 tahun dan mempunyai masa penetasan telur selama 60 hari (Wikipedia, 2007).











Gambar 6. Penyu tempayan (Caretta caretta) (IUCN, tanpa tahun).

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu tempayan adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Cheloniidae (Oppel, 1811)
Genus : Caretta
Spesies : Caretta caretta
Nama lokal : Penyu tempayan

7. Penyu Lekang Kempii (Lepidochelys kempi)

Dalam bahasa Inggris spesies ini disebut sebagai Kemp’s ridley turtle. Tubuhnya mirip dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Kata Kemp’s pada Kemp’s ridley turtle digunakan untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa dibedakan dengan penyu lekang. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah nama mereka. Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau “riddler” (teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada yang tahu dari mana spesies ini datang dan di mana feeding ground mereka.

Genus Lepidochelys ini sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang dikenal dengan sebutan arribada (Spanyol) yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtle melakukan peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico) di siang hari. Hal ini kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebagian telur akan terselamatkan walaupan sebagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu tempayan, penyu lekang kempii termasuk jenis karnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis (Wikipedia, 2007).









Gambar 7. Penyu lekang kempii (Lepidochelys kempi) (IUCN, tanpa tahun).

Menurut Jatu (2007), klasifikasi penyu lekang kempii adalah:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamili : Chelonioidea (Bauer, 1893)
Famili : Cheloniidae (Oppel, 1811)
Genus : Lepidochelys
Spesies : Lepidochelys kempi
Nama lokal : Penyu lekang kempii

Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, penyu mengalami berbagai kesulitan. Manusia seringkali merusak habitat penyu bertelur. Manusia juga memburu telur-telur penyu dan penyu-penyu dewasa sehingga menurunkan tingkat pertumbuhan populasi penyu. Hal tersebut semakin diperparah dengan adanya polusi yang disebabkan oleh manusia berupa tumpahan minyak dari pengeboran minyak di lepas pantai dan plastik yang dapat merusak habitat penyu.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk melestarikan penyu. Salah satunya adalah dengan pengelolaan kelestarian penyu yang berkelanjutan. Bentuk pengelolaan itu adalah melalui penangkaran penyu. Penangkaran penyu yang ada di Indonesia antara lain penangkaran penyu sisik di Pulau Pramuka, penangkaran penyu sisik di Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKpS), program penyelamatan penyu di Kuta, dan penangkaran penyu Sukamaju di Pekon Muara Tembulih. Dengan adanya pengelolaan ini, diharapkan masyarakat akan lebih peduli terhadap kelestarian penyu.

Morfologi Penyu

Morfologi Penyu

Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri dibandingkan hewan-hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan plastron. Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal (sisik yang menghubungkan karapas dengan plastron) dan terdapat alat gerak berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan (Rifqi, 2008).

Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walau selama bertahun-tahun berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari (Wikipedia, 2007).
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itupun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh perairan dalam. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu cimochelys, yang berenang di laut purba seperti penyu masa kini (Wikipedia, 2007).
Menurut Wikipedia Indonesia terdapat tujuh jenis penyu di dunia. Ketujuh penyu tersebut adalah:
1) Penyu hijau (Chelonia mydas)
2) Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
3) Penyu lekang kempii (Lepidochelys kempi)
4) Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
5) Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
6) Penyu pipih (Natator depressus)
7) Penyu tempayan (Caretta caretta)

Taksonomi Penyu

A. Taksonomi Penyu

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu digolongkan dalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Order : Testudines
Superfamily : Chelonioidea (Bauer, 1893)

Superfamili Chelonioidea terdiri atas 2 famili, yaitu Cheloniidae (Oppel, 1811) dan Dermochelyidae.
Cheloniidae terdiri atas 5 genus, yaitu:
1) Genus Chelonia, dengan spesies Chelonia mydas (Penyu hijau)
2) Genus Eretmochelys, dengan spesies Eretmochelys imbricata (Penyu sisik)
3) Genus Lepidochelys dengan spesies Lepidochelys kempi (Penyu lekang kempii) dan Lepidochelys olivacea (Penyu lekang)
4) Genus Natator, dengan spesies Natator depressus (Penyu pipih)
5) Genus Caretta, dengan spesies Caretta caretta (Penyu tempayan)

Dermochelyidae memiliki 1 genus yaitu Dermochelys dengan spesies Dermochelys coriacea (Penyu belimbing).

Kerangka Pemikiran perlindungan penyu

Kerangka pemikiran


Penyu merupakan satwa liar sisa peninggalan jaman purba yang dilindungi baik secara nasional, regional maupun internasional. Namun, populasi dan kelangsungan hidupnya kini terancam punah akibat berbagai permasalahan. Ancaman terbesar berasal dari tindakan manusia dibanding fenomena alam. Ancaman tersebut antara lain pengunduhan/pengambilan telur penyu secara langsung dari sarang alaminya. Secara tidak disadari pengunduhan telur sama saja pembunuhan penyu itu sendiri.

Untuk menanggulangi semakin menurunnya populasi penyu, diperlukan suatu upaya positif masyarakat maupun pemerintah untuk menjaga kelangsungan hidup penyu, yaitu dengan pengelolaan melalui penangkaran penyu. Upaya pengelolaan ini mendapat dukungan dari Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

Pengelolaan melalui penangkaran penyu telah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satu contoh dari penangkaran penyu adalah Penangkaran Penyu Sukamaju di Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur Lampung Barat. Pengelolaan penangkaran yang dilakukan oleh masyarakat ini perlu didokumentasikan, sehingga bisa menjadi masukan untuk pengelolaan penangkaran penyu di tempat lain. Adanya pengetahuan tentang pengelolaan tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyu, sehingga populasi penyu dapat terjaga kelestariannya.

PENANGKARAN PENYU DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah


Indonesia memiliki jumlah pulau yang mencapai 17.508 buah dan panjang pantai sekitar 81.000 km. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Ini merupakan habitat yang cocok untuk kehidupan penyu terutama pada daerah-daerah pantai berpasir. Enam spesies penyu dari tujuh spesies penyu di dunia terdapat di Indonesia (Halim dan Dermawan, 1999). Keenam spesies penyu tersebut adalah: (1) penyu sisik (Eretmochelys imbricata), (2) penyu lekang (Lepidochelys olivacea), (3) penyu belimbing (Dermocelys coriacea), (4) penyu hijau (Chelonia mydas), (5) penyu tempayan (Caretta caretta) dan (6) penyu pipih (Natator depresus), sedangkan yang tidak ada di Indonesia adalah Lepidochelys kempi. Spesies ini hanya hidup di laut Atlantik, khususnya pada kawasan pantai Amerika dan Meksiko (Nuitja, 1996 dikutip Halim dan Dermawan, 1999).

Satu hal yang sangat ironis, kekayaan yang besar tersebut tidak sepenuhnya terpelihara kelestariannya. Pembunuhan penyu dan pengambilan telur secara liar telah mendorong menurunnya populasi penyu di Indonesia. Pada tahun 1994 dan 1995, antara 15.000 ekor sampai dengan 21.000 ekor penyu setiap tahunnya ditangkap dan dibawa ke Tanjung Benoa Bali untuk memenuhi kebutuhan pasar penyu hijau di Bali. Jumlah tersebut merupakan salah satu jumlah terbesar di dunia. Lebih dari itu, sejumlah lainnya juga ditangkap untuk keperluan setempat, seperti di Maluku dan Sulawesi Selatan (Prihanta, 2000).

Umumnya, masyarakat banyak yang tidak tahu tentang keberadaan penyu, baik secara biologi maupun ekologi. Selain itu, kurangnya informasi tentang siklus hidup serta kehidupan penyu, menjadikan masyarakat masih tetap mengeksploitasi dan mengkonsumsi telur penyu. Tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi telur penyu karena adanya anggapan bahwa telur penyu mampu meningkatkan stamina pria. Sebenarnya, komposisi telur penyu sedikit lebih tinggi (kadar gizinya selisih 1.24 %) dari telur ayam. Kandungan gizi telur penyu mentah adalah protein 13.04 %, air 58.87 %, lemak 23.88 % dan kandungan gizi telur penyu matang adalah protein 14.05 %, air 56.65 %, lemak 24.45 % sedangkan komposisi gizi telur ayam utuh adalah protein 11.80 %, air 65.50 %, lemak 11.00 % (Damanhuri, 2007).

Ancaman terhadap telur penyu adalah pemungutan telur di lokasi peneluran dan pemangsaan oleh predator, seperti biawak, babi hutan, tikus, semut, dan kepiting. Pemangsaan oleh predator ini juga terjadi pada tukik (Subiakto, 2004). Tingginya ancaman terhadap penyu di Indonesia membuat Green Peace (1989) yang dikutip Prihanta (2000) menyatakan bahwa pertambahan alamiah populasi penyu laut di Indonesia mendekati nol. Bahkan IUCN (1984) dan TRAFFIC Japan (tanpa tahun) sudah mulai mengkhawatirkan, di masa mendatang penyu tidak akan ditemukan lagi di Indonesia (Troeng, 1997, dikutip Prihanta, 2000)

Penyu sebagai makhluk hidup yang mampu bermigrasi melintasi beberapa benua sudah merupakan milik masyarakat dunia. Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 5 tahun 1994 dan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 telah mencanangkan untuk melindungi penyu dari kepunahan akibat eksploitasi manusia, baik terhadap telur, daging, maupun karapasnya yang digunakan sebagai hiasan. Dalam rangka usaha pelestarian penyu, pemerintah mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai organisasi internasional, seperti World Wide Fund for Nature (WWF), Food Agriculture Organization (FAO), dan Japan Bekko Association (JBA).

Berdasarkan kondisi populasi yang semakin berkurang, lokasi yang semakin terbuka, dan jumlah produksi telur yang semakin menurun, upaya-upaya penyelamatan perlu dilakukan. Upaya tersebut antara lain dengan melindungi telur penyu di alam dan melepaskan tukik kembali ke laut. Upaya penyelamatan ini harus berkelanjutan meskipun biaya yang disediakan dalam kegiatan ini cukup besar. Salah satu upaya penyelamatan tersebut telah dilakukan oleh Penangkar Penyu Sukamaju di Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Lampung Barat.

PENGELOLAAN PENANGKARAN PENYU

daftar pustaka


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi umum areal Penangkaran Penyu Sukamaju, perilaku bertelur penyu, dan pengelolaan penyu oleh Penangkar Penyu Sukamaju di Pekon Muara Tembulih.

Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Juli 2008 di Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi lapangan. Metode wawancara dilakukan untuk mendapat informasi mengenai gambaran umum dan aspek pengelolaan penangkaran. Metode observasi lapang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang areal penelitian maupun karakteristik penyu yang ada di areal penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di areal penangkaran terdapat tumbuhan pandan laut, ketapang, alang-alang, kelapa, dan rumput teki. Penyu bertelur pada malam hari dan saat pasang laut tertinggi. Lokasi yang digunakan adalah tempat yang sepi, gelap, berpasir dan tidak terendam oleh air laut. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan meliputi pencarian telur, pembuatan berita acara, perawatan telur, tukik, dan bangunan, serta pelepasan tukik ke laut. Persentase keberhasilan menetas telur penyu tahun 2006 – 2007 adalah 58,85%.

Kata kunci: pengelolaan, penangkaran penyu

Selasa, 21 Juni 2011

Penyu di dunia

Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu

* Penyu hijau (Chelonia mydas)
* Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
* Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)
* Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
* Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
* Penyu pipih (Natator depressus)
* Penyu tempayan (Caretta caretta)

Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia.

Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Namun demikin, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu hijau.

Penyu, terutama penyu hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.

Masa bertelur penyu

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.

Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.

Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.

Di tempat-tempat yang populer sebagai tempat bertelur penyu biasanya sekarang dibangun stasiun penetasan untuk membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:

* Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
* pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
* Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
* pantai selatan Lombok
* Jawa Timur (Alas Purwo)
* Bengkulu (Retak ilir Muko-muko)
* Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatan

sumber wikipedia

Definisi Penyu

Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.

Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.

sumber wikipedia

Penyu

ada perbedaan mendasar antara Penyu dan Kura kura.
dari bentuk fisik terlihat bahwa
1.penyu tidak bisa memasukkan kepalanya ke dalam kerapasnya seperti kura kura.
2.Kaki penyu berbeda dengan bentuk kaki kura kura, kaki penyu lebih berbentuk seperti dayung untuk berenang dan sebagai kemudi dalam berenang, sedangkan kura kura memiliki jari yang lebih berfungsi sebagai alat untuk berjalan.

dari habitatnya sendiri penyu menghabiskan hampir sepanjang hidupnya di dalam laut. mereka hanya pergi ke daratan untuk bertelur, sedangkan kura2 lebih banyak hidup di daratan.

persamaan yang mencolok antara penyu dan kura kura adalah
1. memiliki tempurung yang melekat di badannya
2. bernapas dengan menggunakan paru paru

Rabu, 15 Juni 2011

1 galon berapa liter?

COBA sesekali tanyakan kepada teman, ibu, bapak, guru kamu, atau kepada siapapun di rumah kamu :”Berapa liter-kah satu gallon itu??” (kalau mereka agak kebingungan coba ajak mereka mengambil air minum dari dispenser, lalu tunjukkan kemasan gallon air mineral.

Barangkali mereka akan sedikit ingin dianggap cerdik (terinspirasi oleh air gallon itu) lalu menjawab seolah memeras otak dan dengan sedikit keraguan yang meyakinkan : “19 liter!!”

Begitulah, kita semua juga kadang juga beranggapan demikian, persepsi tentang berapa liter sih sesungguhnya satu gallon itu telah didahului dengan persepsi bahwa satu gallon itu ya satu kemasan botol air mineral yang tertulis 19 liter.
Menarik untuk di telusuri kenapa kemasan air minum isi ulang itu lebih dikenal dengan istilah “GALLON” (khususnya di Indonesia)

Konversi sesungguhnya adalah bahwa 1 gall (US) = 3.7854 liter, artinya satu kemasan air mineral dalam gallon itu sebenernya berisi 5 gallon lebih sedikit, bukannya satu gallon.

Jika persepsi ini tidak di luruskan, akan ada kebingungan sewaktu membeli cat di toko besi ”satu gallon cat koq sedikit sih?” (barangkali dikiranya satu gallon cat itu kalengnya akan sebesar botol gallon air mineral).

Nah sekarang kamu tau kan, berapa sebenarnya 1 gallon itu.***



disadur dari wikimu http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=6763

konversi dari ons ke gram

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah.

Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 Kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara Internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba Menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas system takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi. Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia . Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan system takar-timbang legal* atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, *tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus ** Indonesia ** (yakni 1 ons = 100 gram). Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun.

Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan. Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam di dalam otak anak kita sejak usia dini. Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberikan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa di atas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui/diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa : **1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?* Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang?

Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram?

Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).

Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons *(versi Depdiknas) * = 100 gram dan 1 pound * (versi Depdiknas) * = 500 gram?

Bagaimana "Ons dan Pound *(versi Depdiknas) *" ini dimasukkan dalam sistem metric yang sudah baku diseluruh dunia? Siapa yang mau pakai?

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya. Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan. Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah.

Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional. Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang Benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia teknik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. *(maaf, ini bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi. Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian/diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois/avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g versi Depdiknas)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g versi Depdiknas)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons versi Depdiknas)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek?

Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum!!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini hanya gambaran/ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*


disadur dari Indonesia ku http://sulae.blogspot.com/2008/11/ternyata-konversi-satuan-1-ons-bukan.html

Selasa, 14 Juni 2011

memberi password pada File Excel dan word anda

cara memberi password pada File anda

Mau tau cara memprotek file anda biar aman dan nyaman?
Jika anda tertarik untuk mengetahuinya, ikuti cara yang saya berikan.

1 Baca doa dahulu biar berkah
2 selalu buat recovery data yang akan diberi paswword dengan cara kopi paste dulu di tempat lain
jadi kalo ada kesalahan atau lupa password data tidak hilang
3 cari atau buat File dari Excel atau word yang akan diberi pasword
4 Untuk Office 2007 pilih menu Save as
5 Pilih sub Menu excel 97 - 2003 workbook





















6 Pada Kotak File name ganti nama
7 pada kota save in pilih lokasi penyimpanan



















8 pada menu Tool Pilih General Option





















9 pasword to Open untuk membuka file
10 Pasword to modify untuk merubah atau mengedit data
11 sebaiknya pasword open dan modify "sama" biar tidak bermasalah
11 Pilih Ok











12 Masukkan kembali password untuk konfirmasi
13 Pilih OK












14 File anda telah terpasword

15 Unruk office 2003 kayaknya sama saja.
16 Harap diingat selalu password anda
17 Selamat mencoba